2 Maret 2014

Jalan Pagi



Suasana yang nyaman, menyambut pagi hari ini. Pagi yang menyegarkan, pagi yang menggairahkan. Sinar Matahari mulai menampakkan diri, menambah indah pagi ini. Sinar kemerahan menyeruak di cakrawala, berpadu, berbaur dan menyatu dengan birunya langit. Pagi telah merekah, bak pagi pertama kali, pertama kali menyinari bumi. Angin berhembus sepoi-sepoi, menyapa bunga-bunga yang sedang mekar, membelai dedaunan yang tumbuh disekitar rumah. Berhembus masuk ke rumah, merasuk kalbu. Burung-burung berkicau, bersaut-sautan, terbang kesana, terbang kemari, hinggap di pohon Kurma, berpindah lagi ke pohon Bambu,  berkicau riang, seolah-olah memberi tahu bahwa pagi ini adalah pagi yang penuh nikmat, pagi yang penuh berkah. Ayo bergegaslah untuk berolah raga, ayo… jangan sia-siakan pagi ini dengan termangu. Setidaknya seperti itulah yang aku tangkap dari hembusan angin dan kicauan burung-burung itu. Hem… indah sekali pagi ini.  J
 
Niat sudah bulat, pagi ini aku ingin berolah raga, olah raga jalan pagi. Sepatu olah raga warna putih dengan lis merah, ku ambil dari rah sepatu, kaos kaki warna putih menemani sepatu olah raga yang akan aku kenakan. Ahh iya, tak lupa kaos oblong, sebagai kaos pengganti serta handuk kecil yang akan digunakan sebagai penyeka keringat tat kala setelah jalan pagi. Semua perlengkapan tadi, ku masukkan kedalam tas olah raga. Ku rasa, lengkap sudah perlengkapan yang aku perlukan pagi ini. Dengan menenteng tas olah raga, aku menuju mobil. Di mobil sudah tersedia minuman mineral dan kue marie kesukaanku. Oke, siap menuju lokasi jalan pagi. Bismillah. J
 Lokasi jalan pagi tak jauh dari rumahku, kira-kira  Lima menit dari rumah, dengan mengendarai mobil. Tempatnya asri dan rindang oleh pepohonan. Lokasi ini menyatu dengan kawasan kuliner. Sengaja dibuat oleh pengembang, dimana kawasan kuliner dikelilingi oleh ‘jogging track’ atau jalan setapak untuk pejalan kaki. Tersedia pula beberapa taman yang menghubungkan tempat kuliner satu dengan tempat kuliner yang lain. Kurang lebih terdapat Lima Belas tempat makan di kawasan ini. Berbagai jenis atau menu makanan yang disajikan. Tersedia masakan padang, masakan Jepang, masakan ikan laut, burger serta menu cepat saji. Aku rasa cukup lengkap untuk tempat makan. Tersedia Tiga taman untuk sekedar bersantai, duduk-duduk sambil menikmati suasana taman. Banyak tanaman di taman itu. Tanaman Cemara, Kamboja, Angsana, Munggur, Palem raja, pohon Sawit, bunga Bugenvil dan tanaman lain yang tersusun dengan rapi, tertata dengan indah. Warna-warni daun dan bunga yang saling mendukung, saling menyatu hingga mata tak jemu-jemunya memandang. Jalan setapak yang terbuat dari batu, sengaja disusun rapi, kait mengait, bersandingan satu sama lain, melenggok ke kiri, melenggok ke kanan dan akhirnya membentuk lingkaran. Seribu Seratus meter, kurang lebih panjang lingkaran jalan setapak. Jika dilihat dari atas, jalan setapak bak lekuk-lekukan gitar. Batu yang disusun beraneka warna. Mulai dari abu-abu, terakota, kuning kunyit, hijau botol dan hitam. Tempat ini memang cocok sekali buat jalan pagi, buat nongkrong-nongkrong di sore hari, bercengkerama bersama keluarga. J
Sesampai dilokasi. Mobil Ku parkir di salah satu restoran cepat saji. Aku mempersiapkan diri untuk jalan pagi. Ku kenakan kaos kaki dan sepatu olah raga, mengawali persiapan jalan pagi. Pemanasan badan dimulai dengan menggerakkan tangan serta kaki. Tangan digerakkan, ke atas, kesamping, ke kiri dan kanan. Kaki dihentak-hentakkan, jongkok, berdiri serta lari kecil di tempat. Setelah dirasa cukup, aktivitas jalan pagi di mulai. Ku telusuri jalan setapak, langkah demi langkah sambil menikmati suasana sekitar. Pagi ini, banyak yang melakukan aktivitas jalan pagi di sini. Laki-laki,  perempuan, tua, muda, sendiri, bersama teman ataupun bersama keluarga. Aku berjalan berlawanan arah jarum jam. Dari parkiran restoran cepat saji, melintasi restoran Jepang hingga restoran Padang, hem….aroma kare yang sedang dihangatkan menghampiri hidungku, menggugah selera makan dan menggoda. Tidak, aku harus fokus dengan jalan pagi ku, tak mau tergoda dengan aroma penggugah selera itu. Satu putaran sudah aku lalui. Aku lihat jam tanganku, ternyata aku berjalan satu putaran memerlukan waktu Lima Belas Menit. Pada putaran ke dua, aku berjumpa dengan seorang Bapak dan berjalan bersama ku. Sambil berjalan kami ngobrol. Ternyata Pak Agus, biasa dia di sapa, rutin jalan pagi di sini setiap Sabtu dan Minggu. Tak terasa, berjalan sambil ngobrol dengan pak Agus, aku menyelesaikan lima putaran dalam waktu satu jam. Pada putaran berikutnya, ku perlambat ayunan langka, untuk mengakhiri jalan pagi, olah raga yang membuatku menjadi segar, menjadi bugar. J
Cukup jalan pagi kali ini. Sambil melangkah perlahan, menghela nafas panjang, kurentangkan kedua tanganku. Berulang kali ku lakukan hingga nafasku berangsur-angsur melambat, tidak terengah-engah. Aku ambil handuk kecil dari tasku, untuk menyeka keringat yang keluar bercucuran.  Kuteguk air mineral. Terasa nikmat, saat air membasahi kerongkonganku. Cleguk…cleguk…cleguk, satu gelas air habis ku minum. J
 Alhamdulillah, sangat melegakan. Terima kasih ya Allah atas karunia-Mu sehingga aku dapat jalan pagi dan menikmati cerahnya pagi ini. J